Turen Malang(mtsn2malang) – Dalam upaya menekan angka stunting, MTs Negeri 2 Malang telah resmi ditunjuk sebagai Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). Penunjukan ini bertujuan untuk mengedukasi pelajar mengenai pentingnya menghindari hubungan seksual sebelum menikah, mencegah pernikahan dini, dan larangan penggunaan obat terlarang.
Berkenaan dengan hal tersebut pada Senin, 26 Agustus 2024 MTs Negeri 2 Malang menyelenggarakan sosialisasi mengenai isu kependudukan. Acara ini menghadirkan dua pemateri utama Tri Wahyu Liswati dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK), yang membahas berbagai isu kependudukan, serta Ahmad Fanani, Kasi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang, yang memberikan penjelasan mengenai kenakalan remaja
Tri Wahyu Liswati, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Jawa Timur, menekankan fokus pada beberapa isu penting seperti menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak, menanggulangi stunting, dan mengatasi pernikahan anak serta masalah dokumen kependudukan. Ia menggarisbawahi masalah pergaulan bebas, tingginya angka kelahiran, narkoba, dan pornografi sebagai tantangan utama.
Sementara M. Fanani, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kantor Kemenag Kabupaten Malang, menjelaskan faktor-faktor penyebab kenakalan remaja, seperti keluarga, lingkungan, psikologis, biologis, dan media. Ia menekankan pentingnya upaya pencegahan melalui keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
Waka Kurikulum MTs Negeri 2 Malang, Supriyono, menyebutkan bahwa sekolah ini memiliki hampir 1.000 siswa dan luas 2.000 meter persegi, menjadikannya lokasi yang ideal untuk peran SSK.
Yuni Dwi Tjandikijanto, perwakilan Kepala BKKBN Provinsi Jawa Timur, menambahkan bahwa kelebihan penduduk bisa menguntungkan jika semua individu produktif, mendukung pencanangan sekolah siaga kependudukan sejak 2017 untuk literasi kependudukan. (ESA)